Minggu, 24 Mei 2009
Shahih Hadits Qudsi
Penulis : Abu Abdillah Musthafa al-Adawi
Harga : Rp.17.500,-
Deskripsi : xiii + 188 hal.
Wahai hamba-hambaku, setiap kalian adalah tersesat kecuali siapa yang Aku beri petunjuk; maka mintalah petun-juk kepadaKu, niscaya Aku memberi kalian petunjuk. Wahai hamba-hambaKu, setiap kalian adalah mengalami kela-paran kecuali siapa yang Aku beri makan; maka mintalah makan kepadaKu, niscaya Aku memberi kalian makan. Wahai hamba-hambaKu, setiap kalian adalah telanjang kecuali siapa yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepadaKu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguh-nya kalian melakukan kesalahan pada malam dan siang, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, maka mintalah ampunan kepadaKu, niscaya Aku mengampuni kalian.” Demikian firman Allah q dalam sebuah hadits qudsi. Sebagai makhluk yang lemah yang cenderung berbuat zhalim, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, manusia sangat membutuhkan bimbingan dan nasihat untuk menutupi kelemahannya dan meredam ke-zhalimannya. Lewat hadits-hadits qudsi yang disampaikan Rasulullah SAW -yang terhimpun dalam buku kecil ini- Allah SWT membimbing hamba-hambaNya meniti jalan menuju keridhaanNya.
Durhaka Kepada Orang Tua
Penulis : Muhammad bin Ibrahim al-Hamd
Harga : Rp.8.000,-
Deskripsi : viii + 60 hal. (K)
Bila mengamati ayat-ayat al-Qur'an ataupun hadits-hadits Rasulullah SAW, masalah berbakti kepada kedua orang tua selalu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah sedangkan masalah durhaka terhadap keduanya selalu dikaitkan dengan berbuat syirik terhadapNya. Tak heran bila ada sebagian ulama menyimpulkan bahwa tidak ada artinya keimanan seseorang selama dia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya dan tidak ada artinya bakti seseorang kepada keduanya selama dia tidak beriman kepada Allah, alias berbuat syirik kepadanya. Maka sangatlah naif bilamana seseorang yang dibesar-kan oleh kedua orang tuanya hingga mereka berusia lanjut, namun hal itu tidak menjadi sebab dia kelak masuk Surga. Lebih tragis lagi, bila ada yang tega 'mengkarantinakan' kedua orang tuanya di panti jompo. Suatu hal yang tidak boleh terlintas dalam benak seorang muslim yang beriman kepada Allah, apalagi untuk melakukannya. Kiranya, amatlah penting setiap muslim mengetahui tata cara bergaul dengan kedua orang tua sehingga tidak ter-jerumus ke dalam kedurhakaan. Termasuk di antaranya adalah mengetahui bagaimana cara berbakti ketika keduanya telah wafat. Semoga buku praktis namun rinci ini dapat membimbing Anda berbakti kepada orang tua.
40 Hadits Tentang Wanita Beserta Syarahnya
Penulis: Manshur bin Hasan al-Abdullah
Harga : Rp.12.000,-
Deskripsi : xiv + 117 hal. (K)
Buku kecil ini sangat penting untuk dimiliki para akhwat muslimah, karena di dalamnya terkandung 40 hadits pilihan yang mencakup hukum-hukum yang berkaitan dengan kaum wanita. Misalnya, tentang masalah ibadah, muamalah, akhlak, dan adab-adabnya. Penyusun buku, Manshur bin Hasan al-Abdullah, mentakhrij hadits-hadits tersebut dari kitab aslinya yang disusun oleh as-Syaikh Ibrahim bin Syuaib al-Maliki al-Hausawi. Dengan demikian hadits-hadits yang ada dalam buku ini tidak diragukan lagi keshahihannya. Selamat membaca.
99 Kisah Orang-orang Shalih
Penulis : Muhammad bin Hamid Abdul Wahab
Harga : Rp.20.000,-
Deskripsi: xiii + 152 hal. (S)
Buku ini berisi tentang kisah-kisah teladan orang-orang shalih terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan dan santapan rohani bagi kaum muslimin. Insya Allah buku ini bermanfaat dalam mencerdaskan umat melalui pemaparan kisah mereka. Di antara mereka ada yang masih berumur 3 tahun (balita), remaja, dewasa maupun yang tua renta. Mereka semua memiliki ciri tersendiri dalam berkomunikasi dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan manusia. Keterikatan mereka kepada Allah q sangat tinggi, tampak dari sikap tunduk dan taat dengan tauhid yang murni jauh dari unsur sombong, riya' dan syirik. Suatu kondisi yang sangat berbeda dengan sekarang. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayangNya kepada penulis buku ini yang telah mencurahkan waktu dan pikiran untuk kemaslahatan umat.
Pokok-pokok Akidah Salaf yang Di ikrarkan Imam al-Asy'ari
Penulis: Dr. Muhammad Abdurrahman al-Khumais
Harga:Rp.29.500,-
Deskripsi:xxvi + 208 hal. (B)
Abu al-Hasan al-Asy'ari, sosok yang seringkali dinisbatkan sebagai pendiri aliran Asy'ariyah, pernah mengalami tiga fase dalam berakidah. Pertama, beliau menganut akidah Mu'tazilah selama kurang lebih empat puluh tahun karena banyak ter-pengaruh oleh bapak tirinya yang sekaligus gurunya, al-Jubba'i. Kedua, berakidah Kullabiyah, aliran yang diajarkan oleh Ibnu Kullab al-Bashri. Setelah mempelajari lebih mendalam dan men-dapatkan dalil yang lebih kuat, pada akhirnya beliau mantap kembali (ruju') kepada Manhaj Salaf. Akidah beliau ini tertuang secara detail dalam kitab al-Ibanah fi Ushul ad-Diyanah dan Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin. Sikap ruju' Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari ini menimbulkan asumsi salah dari kaum awam yang mengklaim bahwa sikap beliau ini karena takut ancaman Hanabilah. Pokok-pokok akidah as-Salafush Shalih yang diintisarikan dan kemudian disyarah DR. Muhammad bin Abdurrahman al-Khumais dari Maqalat al-Islamiyyin ini adalah pokok-pokok akidah yang mana banyak golongan tersesat di dalamnya. Tidak terkecu-ali mereka yang mengklaim sebagai pengikut Imam al-Asy’ari. Menurut Imam al-Asy’ari dan semua ulama salaf, Allah berse-mayam di atas Arsy. Tidak demikian bagi kelompok al-Asy’ariyah yang meyakini bahwa Allah ada di mana-mana. Perbedaan ini semakin kentara dalam hal takwil tentang Asma dan Sifat-sifat Allah. Buku ini diharapkan dapat mengungkap fakta akidah yang akhirnya dianut dan diajarkan oleh Abu al-Hasan al-Asy'ari, sehing-ga dapat membuka cakrawala hati pengikut-pengikutnya
Kuburan Agung Menyingkap Fenomena Ketergantungan Kepada Para Wali
Penulis : Mamduh Farhan al-Buhairi
Harga : Rp.31.000,-
Deskripsi : xvi + 226 hal. (B)
Dalam fakta sejarah, paganisme merupakan agama sesat pertama yang dianut oleh manusia bermula saat mereka membutuhkan panutan untuk dijadikan sebagai pedoman hidup, mereka mengangkat pemimpin yang shalih, dicintai dan dihormati. Penghormatan tersebut tidak terbatas pada saat sang pemimpin masih hidup, namun berlanjut hingga ketika dia sudah meninggal. Hal tersebut diwujudkan dengan membuat patungnya sebagai simbol penghormatan yang pada akhirnya digunakan sebagai sesembahan. Fenomena menyembah patung ini sudah mulai bergeser bentuk pada zaman sekarang, manusia sudah tidak lagi membuat patung sesembahan. Namun mereka masih mengeramatkan makam tertentu dan meminta segala kebu-tuhannya kepadanya. Bahkan seorang kuburi -sebutan untuk penyembah kuburan- berkeyakinan bahwa mengunjungi makam wali sama dengan mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat. Mereka juga menyamakan makam wali dengan Baitullah al-Haram (Ka'bah) dan menziarahinya dianggap sebagai pelaksa-naan ibadah haji baginya. Buku berjudul asli Imathatul Litsam wa Kabhul Auham karya Mamduh bin Muhammad Farhan al-Buhairi ini kami persem-bahkan pada pembaca untuk membahas fenomena kesyirikan di atas. Penulis juga menerangkan bagaimana seharusnya ber-interaksi dengan kuburan, perbuatan yang dilarang dan dianjur-kan dalam kaitannya dengan kuburan serta mengajak memurni-kan ibadah hanya kepada Allah, mengingat banyak pemeluk agama Islam yang masih belum mengerti bagaimana seharusnya memperlakukan kuburan. Oleh karena itu buku ini sangat sayang bila dilewatkan.
0 komentar:
Posting Komentar