Izl4m?c_ ArtiC3L

Minggu, 24 Mei 2009


RAHMAT TUHAN DI TENGAH KEGERSANGAN



Makkah dan Madinah adalah dua kota suci di Arab Saudi, yang selalu ramai dikunjungi jutaan umat muslim setiap tahun untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umrah. Tapi kali ini saya tidak bercerita mengenai ritual ibadah Haji dan Umrah, karena teman-teman yang muslim pasti sudah tahu, dan teman-teman yang non muslim mungkin akan merasa asing. Saya akan bercerita tentang kedua kota ini saja.

Siapa pun yang akan datang ke Makkah dan Madinah pasti mendarat dulu di airport King Abdul Azis, Jeddah. Airport ini sangat besar, dengan arsitektur yang unik. Atapnya berbentuk tenda-tenda raksasa, yang bisa dibuka dan ditutup secara hidrolik. Saya tiga kali datang dan tiga kali pergi (1993, 2004, 2007) melalui airport ini, tapi rasanya selalu saja melalui pintu yang berbeda-beda.

Jeddah adalah kota perdagangan internasional yang besar dan modern. Di kota ini bermukin berbagai bangsa, muslim maupun non muslim. Jarak Jeddah – Makkah bisa ditempuh dengan mobil sekitar 2 jam. Di perbatasan kota Makkah, kita akan melewati pintu gerbang yang sangat besar, berbentuk Al Qur’an terbuka.




Pintu gerbang masuk ke kota Makkah, di atas jalan tol yang sangat lebar (foto : Ali Kazuyoshi Nomachi)

Kota Makkah terletak di atas bukit-bukit batu (betul-betul batu, bukan tanah). Konturnya naik turun, dan hampir semua bangunan berupa gedung bertingkat. Banyak gedung-gedung modern, tetapi bangunan lama pun masih bisa kita jumpai di segenap sudut kota. Di tengah kota Makkah, berdirilah masjid terbesar di dunia, Masjidil Haram, dengan Ka’bah yang menjadi kiblat seluruh umat Islam di dunia ketika menjalankan sholat. Masjid ini terdiri atas 4 lantai, mampu menampung 2 juta jamaah, dan masih terus diperluas. Bisa dibayangkan seberapa besar masjid paling utama di dunia ini. Jika berada di dalamnya, kita tidak bisa melihat tepi-tepi masjid, saking besarnya masjid ini.

Masjidil Haram di waktu malam. Sekeliling Ka’bah penuh dipadati oleh umat yang sedang melaksanakan sholat (foto : Ali Kazuyoshi Nomachi)

Ka’bah yang berupa bangunan kubus dari batu selalu ditutup dengan kiswah, kain beludru hitam dengan kaligrafi ayat Al Qur’an berwarna kuning emas. Dulu kiswah ini dibuat dengan tangan oleh para pengrajin di Cairo, Mesir, namun sekarang sudah dibuat juga di Arab Saudi. Kiswah diganti setiap satu tahun sekali. Kiswah yang lama dipotong kecil-kecil, dan dibagikan sebagai tanda mata yang sangat berharga.

0 komentar:

/baca /bye /ding /hore /joget
/kembik /love /marah /melet /mencak
/nangis /ngayal /puyeng /serem /stres

Posting Komentar